SEJARAH FOTOGRAFI
ASAL MULA FOTOGRAFI
Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.
KAMERE OBSCURA
Berabad – abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya kelihatan bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang diatas kebawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu “ Kamera Obscura “ yang artinya tidak lain dari padadisebut kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama yang diberikan untuk alat pemotret.
Inilah yang mula – mula disebut Kamera Obscura ( kamera = kamar, Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah satu dindingnya.
Siapa yang mula – mula membuat kamera obscura berupa alat untuk “menangkap“ bayangan tidak dapat dipastika. Banyak ilmuwan yang pada zamannya menulis tentang alat itu termasuk Ibnu al Haitam, Roger Bacon, Copernicus, Kepler, Leonardo da Vinci, Newton dan Descartes. Giovanni Battista Della Porta adalah orang pertama yang melengkapi alat kamera obscura dengan sebuah lensa sederhana.
Pinhole Kamera
Dalam bentuknya yang paling sederhana, alat untuk memotret berupa sebuah kotak yang tertutup dengan sebuah lubang pada salah satu dindingnya. Dalam bahasa aslinya kamera ini disebut “ Pinhole Camera “ yang artinya lubang jarum. Pada pinhole kamera tidak terdapat lensa melainkan lubang sebesar ujung jarum. Lubang yang kecil itulah yang meluluskan cahaya untuk penyinaran.
Gambar menunjukan sebuah pinhole kamera dengan lubang sebesar ujung jarum untuk meluluskan cahaya penyinaran. Yang menjulur ke bawah gunanya untuk menutup lubang.
Bahan Peka
Apakah anda mengetahui bahan apa yang digunakan dalam memotret. Yang pasti apapun kamera yang digunakan, yang sederhana atau yang mutakhir, kita tidak dapat memotret. Bila perak nitrat dicampur kapur lalu terkena cahaya akan berubah, mula – mula merah tua lalu lembayung biru. Dengan menyinari campuran itu pada cahaya maka memotret kalau tidak ada bahan yang peka akan cahaya. Kalau bahan peka itu seperti yang terdapat pada film sekarang telah disinari dan kemudian dicuci, bahan peka itu menghasilkan negatif. Dari negatif dicetak gambar positif yang bernama foto. Baik pada negatif maupun pada foto, gambar hitam-putih dibentuk oleh berjuta-juta butir perak logam.
Adapun bahan kimia yang peka akan cahaya sudah diketahui orang sebelum abad ke 12 Zuber seorang ahli kimia bangsa Arab telah menemukan perak nitrat yang peka akan cahaya, kemudian Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa perak nitrat lebih cepat berubah bila kena sinar lembayung. Jadi pada waktu itu orang telah mengetahui bahwa cahaya matahari dapat diuraikan melalui sebuah prisma. Sceele pula yang dapat menetapkan perubahan itu, sehigga tidak lenyap kembali, untuk itu dia menggunakan amoniak.
Sejarah Perkembangan Fotografi dari Tahun 1000- sekarang……
Tahun 1000
Al Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab menulis bahwa citra (gambar) dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil.
Sekitar 400 tahun kemudian
Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama. Seandainya tulisan da Vinci dipublikasikan, kemungkinan ia dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera.
Tahun 1558
Battista Delta Porta, dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui buku tentang Camera Obscura yang dipublikasikannya. Kemungkinan karyanya tersebut didasari pada penemuan-penemuan da Vinci.
Awal abad 17
Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan lama. Problem yang belum bisa diatasinya ialah menghentikan proses kimia, setelah gambar-gambar terekam agar permanen.
Tahun 1727
Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.
Sekitar Tahun 1800
Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra melalui lensa pada camera obscura (sekarang lebih dikenal dengan sebuatan 'Kamera') tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schuize, untuk membuat gambar-gambar negatif (yang kemudian dikenal dengan nama "Fotogram'), pada kulit atau kertas putih yang telah dibubuhi komponen perak dan menggunakan cahaya matahari sebagai penyinaran.
Tahun 1824
Setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang dengan berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya pria berkebangsaan Perancis bernama Joseph Nieephore Niepee, seorang lithograpf berhasil membuat gambar permanen pertama yang dapat disebut "FOTO" (tanpa menggunakan kamera), melalui proses yang disebutnya : HELIOGRAVURE (yang proses kerjanya mirip prinsip kerja lithograf) dengan menggunakan sejenis aspal (yang disebutnya Bitumen of Judea) sebagai bahan kimia dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera (Ada sumber yang mengatakan bahwa Niepee sebagai orang pertama yang menggunakan lensa pada camera obscura. Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil), juga bahan kimia lainnya, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan.
Agustus 1827
Setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria asal Perancil dengan beragam keterampilan (yang juga dikenal sebagai seorang pelukis). Mereka merencanakan bekerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan kamera.
Tahun 1829
Niepee secara resmi bekerjasama dengan Daguerre, namun, setelah beberapa lama, Niepee meninggal dunia (tahun 1833).
7 Januari 1839
Dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya selama ini kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto yang permanen itu disebut "DAGUERRETYPE", yang tak dapat diperbanyak / reprint / repro. Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil, dan Daguerretype tertua yang diciptakan tahun 1837 hingga kini masih ada.
Juni 1840
Talbot memperkenalkan Calotype, perbaikan dari sistem sebelumnya, juga menghasilkan negatif diatas kerta.
Oktober 1847
Abel Niepee de st.Victor, keponakan Niepee, memperkenalkan penggunaan kaca sebagai base negatif menggantikan kertas.
Januari 1850
Seorang ahli Kimia Inggris, Robert Bingham, memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer dengan sebutan "WET-PLATE Fotografi". Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal.
Juni 1888
George Eastman, seorang Amerika, menciptkan revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak tahun 1877. Ia menjual produk baru dengan merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah berisi roll film (dengan bahan kimi perak Bromida) untuk 100 exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera (berisi film) dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu, kamera dikirimkan kembali dan telah berisi roll film yang baru. Berbeda dengan kamera masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru dari Eastman tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.
Hingga kini
Perkembangan fotografi terus mengalami peninggkatan dan berevolusi menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakn roll film, hingga masuk dalam tahap era digital yang dibarengi dengan teknologi pendukung lainnya.
0 komentar:
Post a Comment