Saturday, 14 March 2015

Sistem Monitor Panggung



Feedback mungkin adalah masalah yang paling akrab dengan sistem monitor panggung. Walaupun di panggung besar dan event internasional, masalah ini sudah bisa diatasi, tapi dia tetap saja problem dasar bagi para sound engineer pemula.
Cara Mengatur/Mensetting Sistem Monitor Panggung
Mendapatkan sound yang baik di sistem monitor panggung, rasanya bukanlah hal yang terlalu sulit. Atau melakukan setting hingga sistem itu bebas feedback, juga bukan hal yang mustahil. Hanya saja untuk mendapatkan sistem monitor panggung yang ber-SPL tinggi, dengan kualitas sound yang baik sekaligus bebas feedback, pastilah bukan pekerjaan gampang. Karena ketiga point yang kita cari di sistem monitor itu ternyata saling berlawanan. Mudah saja untuk mendapatkan sistem monitor yang ber-SPL tinggi. Yang penting daya speakernya besar dan powernya mencukupi. Maka bisalah dia digeber sampai hampir mencapai 100 dB. Tapi yang ber-SPL sangat besar akan sangat beresiko terhadap feedback. Maka dimainkanlah ekualiser untuk menangkal feedback itu. Sudah beres? Belum! Karena akibat dari banyaknya frekuensi yang di-cut akan membuat kualitas audionya jadi menurun. Inilah dilema pada sistem monitor panggung!

SUMBER FEEDBACK
Pasti semua sudah tahu persis, dari mana datangnya feedback, yaitu karena bunyi yang dikeluarkan speaker ditangkap kembali oleh mikrofon. Lalu dikirimkan lagi ke speaker yang sama. Itulah feedback! Bagaimana menghindarinya juga sepertinya sudah banyak yang mengetahuinya. Tempatkan speaker sejauh mungkin dari mikrofon. Dan tempatkan mikrofon sedekat mungkin ke sumber bunyi. Sudah beres? Masih belum! Karena kenyataan di lapangan ternyata tidak semudah di atas kertas. Ada cukup banyak faktor yang sering menghalangi teori itu bisa terlaksana dengan mulus. Misalnya ukuran panggung yang terlalu kecil, level instrumen yang beredar di panggung sangat besar, atau gain mikrofon yang terpaksa terlalu besar, karena lemahnya power suara penyanyi, dan sebagainya. Tapi bagaimanapun juga, inilah live show! Dan disitulah seninya. Karena dia adalah teka-teki yang harus ditemukan jawabannya. Untuk itulah, maka kita butuh sound engineer yang layak dibayar mahal.

PROSEDUR STANDAR
Untuk mengatasi permasalahan feedback, sebaiknya kita meminimalkan resiko terjadinya feedback itu sendiri. Ini memang prosedur standar. Tapi memang cara seperti inilah yang paling mudah ditempuh, daripada memaksa meredam feedback melalui ekualiser grafik 1/3 oktaf yang akhirnya di-setting tidak karuan. Pertama yang mesti dilakukan adalah dengan mendapatkan posisi paling ideal bagi semua wedges yang terdapat di panggung. Carilah tempat yang cukup jauh dari mikrofonnya, tapi juga cukup jauh dari speaker atau sumber bunyi lainnya. Karena bila speaker monitor ditempatkan di dekat kabinet gitar atau bass, maka bunyi dari wedges itu akan saling berseteru dengan bunyi dari kabinet gitar atau bass tadi. Sehingga bunyi dari wedges tidak akan terdengar cukup clear. Akan lebih mudah menempatkan speaker monitor, bila panggungnya cukup luas. Tapi kalau memang sudah tidak memungkinkan, cobalah menempatkannya di posisi paling ideal menurut situasinya.

MIXER MONITOR
Hal lain yang paling atau sangat membantu dalam mendapatkan kualitas monitor yang baik adalah dengan menggunakan mixer monitor yang terpisah sama sekali dari mixer FOH. Karena melalui mixer yang sama sekali terpisah, kita bisa mendapatkan struktur gain yang paling sesuai untuk kebutuhan sistem monitor panggung. Karena seperti yang kita ketahui, kebutuhan mixing bagi sistem speaker FOH kerap berbeda dengan kebutuhan mixing sistem monitor. Untuk sistem utama (FOH), yang dibutuhkan adalah sound yang paling baik dengan struktur gain yang paling sempurna. Dan hal itu sangat mungkin untuk didapatkan, karena sistem speaker utama sama sekali tidak bermasalah dengan feedback. Dengan catatan bila penempatan speakernya memang sudah tepat. Sedangkan untuk sistem monitor, feedback kerap menjadi masalah utama. Apalagi bila sistem monitor itu diminta untuk ber-SPL besar. Kemudian mixing sistem monitor bagi tiap musisi di panggung juga seringkali berbeda satu sama lain. Maka dari itu fleksibelitas pangaturan struktur gain jadi begitu penting.

STRUKTUR GAIN
Struktur gain adalah upaya untuk mendapatkan impedansi yang paling matching antara sinyal dengan perangkat yang akan memprosesnya. Atau singkatnya, struktur gain adalah gain yang paling baik untuk sebuah sinyal dapat diproses oleh sebuah sistem. Pada mixing sistem monitor, fleksibelitas struktur gain pulalah yang membuat kebanyakan sound engineer lebih mengutamakan fader daripada knob gain. Karena knob gain bisa juga berarti knob pengatur kepekaan atau tingkat sensitivitas mikrofon terhadap bunyi. Disini kita membicarakan mikrofon, karena feedback hampir selalu berawal dari sini. Sehingga makin sensitif mikrofon itu, makin besar kemungkinan terjadinya feedback. Sebab dia akan dengan mudah menangkap bunyi yang ada di sekitarnya, termasuk dari speaker monitor itu sendiri. Untuk menentukan seberapa besar kita harus menaikkan fader, sebenarnya masih terserah kita. Yang penting tetaplah menyisakan headroom yang cukup, bila nanti dibutuhkan SPL. Umumnya pada beberapa desain mixer, terdapat angka 0 dB pada fadernya. Dan masih menyisakan beberapa dB lagi sampai puncak fader. Sehingga bolehlah kita menempatkan seluruh fader pada posisi 0 dB itu.

SETTING
Ada berbagai cara yang biasa diterapkan sound engineer bagi setting sistem monitornya. Kalau memang panggungnya cukup besar, musisi yang tampil juga adalah yang sudah cukup profesional dengan penyanyi yang memiliki teknik miking sempurna, maka lakukanlah setting seperti pada umumnya, yaitu mendapatkan hot level bagi chanel tersebut, kemudian menyesuaikan level keluarannya melalui fader masing-masing chanel. Karena penyanyi yang memiliki jam terbang tinggi dan berbekal teknik miking yang baik, dia akan menggenggam mikrofon dengan cara yang tepat. Dia juga  berupaya berdiri sambil bernyanyi di posisi dimana tidak mudah terserang feedback. Dan penyanyi seperti ini akan lebih mengutamakan struktur gain yang tepat demi mendapatkan tone yang lebih baik. Tapi di dalam situasi yang sama sekali berbeda, bukan tidak mungkin kita menomorduakan struktur gain pada sistem monitor. Hal itu boleh-boleh saja terjadi demi mendapatkan level yang cenderung tepat dengan meminimalkan resiko feedback. Ingatlah, ini pro audio! Dan belum ada standar baku bagaimana seharusnya sebuah setting dilakukan. Jadi walaupun tone yang didapat memang tidak sebaik ketika sinyal berada pada struktur gain yang benar, namun selalu ada prioritas bagi masing-masing situasi. Dan setting yang dilakukan adalah dengan menaikkan fader terlebih dahulu pada Unity Gain (0 dB), kemudian memutar knob gain untuk menyesuaikan level dengan kepekaan mikrofon. Jangan lupa sisakan juga sedikit headroom untuk menjaga bila saja di tengah pertunjukan ternyata dibutuhkan level yang lebih besar.

BILA MASIH FEEDBACK
Cobalah untuk mengatasinya dengan melakukan pemotongan (cut) pada frekuensi yang feedback saja. Untuk mengetahui frekuensi berapa yang feedback, maka kita membutuhkan sebuah RTA (Real Time Analyzer). Melalui alat ini, kita akan diberitahu frekuensi feedback yang terjadi. Jangan lupa juga bahwa feedback selalu terjadi hanya pada satu frekuensi saja. Sehingga kita hanya perlu menurunkan sebuah slider saja pada ekualiser grafik. Tidak perlu memaksa ekualiser grafik kita jadi berbentuk smile! Jangan terlalu banyak memotong frekuensi feedback. Karena ini akan berakibat frekuensi lain di sisi kanan-kiri slider grafik ekualiser itu akan turut berpengaruh. Bila setting struktur gain, setting mixer ekualisernya sudah benar, maka harusnya tidak akan terlalu banyak terjadi feedback. Kalau ternyata feedback masih terjadi dimana-mana, cobalah untuk menurunkan level sistem monitor itu. Kalau masih feedback juga, sepertinya kita harus memulai proses setting dari prosedur awal. Bagaimana bila kita tidak memiliki alat yang namanya RTA untuk mendeteksi frekuensi feedback itu? Kita masih bisa memperkirakannya dengan feeling. Walaupun ini tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin dilakukan.

MENENTUKAN FEEDBACK TANPA RTA

Cara Mengatur/Mensetting Sistem Monitor Panggung
Simaklah feedback yang terjadi. Lalu perkirakan di bilangan mana dia berada. Apakah Low, Low Mid, Hi Mid atau Hi? Perhatikanlah ekualiser grafik. Tatap sejenak semua slider-nya. Bayangkan keseluruhan slider itu terbagi atas 4 bagian, yaitu Low, Low Mid, Hi Mid, dan Hi. Bila ekualiser grafiknya terdiri dari 31 slider, ini berarti untuk masing-masing area (Low, Low Mid, Hi Mid, dan Hi) hanya akan terdapat sekitar 8 slider saja. Berarti sekarang, perkiraan area dimana feedback sudah semakin kecil. Untuk awalnya, mungkin kita masih akan meraba-raba dengan menurunkan satu per satu slider di area feedback itu. Dan latihan akan membuat sempurna! Jam terbang kita nantinya akan membuat kita lebih mudah memperkirakan frekuensi feedback itu. Dan kemungkinan salah perkiraan juga makin kecil. Feedback bukanlah satu-satunya masalah dalam sistem monitor panggung. Masih ada masalah lainnya, seperti kurang kerasnya SPL di sitem monitor. Tapi marilah kita bahas di lain waktu saja.
postingan di atas adalah cara mengatur monitor panggung. Dalam penerapan Panggung Live bukan hanya soal mengatur monitor tapi kita juga perlu mengatur sistem audio yang ideal agar penerapan pada panggung live berjalan lancar

0 komentar:

Post a Comment